Kesimpulan dari buku "Saya Tidak Ingin Kaya Tapi Harus Kaya" karya Aa Gym yang saya baca pinjam dari perpustakaan Al-Adab FIB UGM Yogyakarta adalah sebagai berikut:
- Kita perlu menyusun formula untuk meriah kesuksesan yang memberi maslahat dunia-akhirat:
- Beribadah dengan benar dan istiqamah
- Berakhlak terpuji
- Belajar dan berlatih tiada henti
- Bekerja keras dengan cerdas dan ikhlas
- Bersahaja dalam hidup
- Bantu sesama
- Berihkan hati selalu
- Bagi umat islam menjadi kaya adalah sebuah keharusan, jangan hanya sekadar keinginan.
- Kekayaan adalah sigma dari berbagai komponen. Dengan kata lain, kekayaan tidak berdimensi tunggal (kaya harta), tetapi memiliki dimensi yang luas, yakni kaya ghirah (semangat), kaya input (ilmu, wawasan, dan pengalaman), kaya gagasan (ide dan kreativitas), kaya ibadah (amal), kaya hati, dan bonusnya kaya harta.
- Kekayaan ruhani lebih hakiki daripada kekayaan materi semata.
- Setiap muslim wajib menjemput kekayaan materi maupun kekayaan hakiki yang memiliki nilai tambah (added value).
- Tolak ukur kekayaan adalah keberkahan (bermanfaat bagi diri sendiri, orang lain, dunia, dan akhirat).
- Mulailah mendisiplinkan diri untuk:
- Mengatur waktu secara efektif
- Mempelajari hal-hal baru
- Beribadah dengan khusyuk
- Bekerja dengan tertib dan sungguh-sungguh
- Merawat diri dengan telaten
- Beberapa keuntungan belajar:
- Dengan belajar terus-menerus, kemampuan kita akan meningkat sehingga bisa menyelesaikan masalah dengan lebih baik.
- Iman kita akan kuat, sehingga hidup ini lebih tenang dan bahagia.
- Dengan belajar tiada henti, hidup lebih optimis dan percaya diri karena dengan kemampuan yang terus-menerus meningkat kita akan lebih survive dalam situasi apapun.
- Dengan belajar istiqamah, kehormatan dan kewibawaan akan meningkat karena orang yang berilmu luas dan dalam akan sangat dihargai.
- Kayakanlah diri sendiri sejak muda dan menjadi manusia yang berguna bagi sesama.